Dimuat di Radar Cirebon edisi Sabtu, 11 Juli 2020
Judul : Selena
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan Pertama, 2020
Tebal : 368 Halaman
ISBN : 9786020639512
Lepas satu tahun
berlalu sejak seri ketujuh, Komet Minor, rilis. Tahun ini, penulis menghadirkan
lagi novel fantasy-adventure untuk
pembaca setianya. Masih berkorelasi dengan novel di seri sebelumnya, Tere Liye
membuat dua spin-off yang bertajuk Selena dan Nebula. Praktis, keduanya menahbiskan diri sebagai seri kedelapan
dan kesembilan. Namun, kisah ini bukan lagi milik trio petarung itu—Raib,
Selli, dan Ali, melainkan Tere Liya khusus menuliskan kedua novel ini untuk
mengisahkan asal-usul orang tua Raib, masa lalu Miss Selena, dan satu klan yang
tak mereka ketahui, Nebula.
Sebagai pembuka,
di novel Selena, Tere Liye penuh
mengisahkan masa muda guru Matematika trio petarung itu. Lahir dan besar sampai
usia belasan tahun di Distrik Bulan Sabit, salah satu distrik di Klan Bulan,
Selena tumbuh sebagai gadis tak menarik di keluarga miskin. Bahkan, Terel Liye
sudah menerangkan di awal novel, bahwa Selena baru saja ditinggal pergi orang
tuanya yang menderita sakit parah. Ini strategi bab pertama yang cukup baik, sebab
Tere liye menghadirkan Selena yang yatim-piatu, tak menarik, punya segenap
kelemahan menyangkut kekuatan, dan itu menjadi motor motivasi tokoh Selena
untuk berkembang di kemudian hari.
Laiknya tokoh
Harry di serial Harry Potter yang
tumbuh di rumah pamannya. Wasiat yang diberikan ibu Selena pun serupa, gadis
itu diminta datang ke keluarga pamannya di Kota Tishri, ibukota Klan Bulan. Namun
tak serupa seperti keluarga paman Harry yang
setengah mati membenci lelaki itu, paman dan bibi Selena cukup menyambutnya
dengan baik. Kendati sekonyong Selena diperkerjakan oleh pamannya, Raf, itu
murni buah dari tabiat lelaki itu yang gila kerja. Untungnya, pekerjaan yang
dilakukan Selena ini menjadi momen yang cukup memengaruhi perkembangannya.
Selena yang tak pernah sekolah, jadi mengerti ilmu perhitungan dengan baik. Dan
yang terpenting, setidaknya di sinilah ia jadi tahu apa cita-citanya: Ia ingin
bersekolah di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi.
Kendati untuk
masuk ke sekolah itu adalah kemustahilan bagi Selena. Namun, kalimat kamu memiliki mata yang tajam, Selena.
Jangan berkecil hati jika teman-temanmu mengolokmu, terpantri di benak
gadis itu sejak ditinggal pergi orang tuanya. Pesan itu selalu melekat di dalam kepala Selena. Yang membuatnya
tetap yakin, meskipun ia tak pandai menghilang atau mengeluarkan pukulan
berdentum, ia masih mempunyai kelebihan yang langka. Matanya super tajam.
Ingatannya tak berbilang bak ujung pisau. Berbekal keyakinan itu dan ambisi
yang luar biasa tinggi, Selena pun mendaftarkan dirinya di sekolah paling elit
di Klan Bulan itu. Usianya delapan belas tahun, dan ia telah bertekad untuk
melanjutkan hidupnya di sana.
Kehidupan di
Akademi Bayangan Tingkat Tinggi, sekilas mengingatkan kita akan Hogwarts di serial Harry Potter. Sekolah ini, selain elit, memiliki keunikan
tersendiri. Lulusannya luar biasa, baik menjadi tokoh penting pemerintah maupun
menjadi prajurit Pasukan Bayangan yang disegani. Di sinilah paruh akhir masa
remaja Selena dihabiskan. Menyadari kemampuannya yang baik dalam hal mengingat
dan mengamati, terang saja gadis ini ingin menjadi seorang pengintai yang
hebat. Di samping itu, kemudian ia mengenal dua orang yang kelak menjadi karib
terbaiknya, Mata dan Tazk.
Kendati harus
menyesuaikan diri dengan pelajaran yang sebelumnya asing baginya, tetapi di
sekolah inilah Selena tumbuh dan berkembang secara signifikan. Tere Liye
memasukkan bidang-bidang keilmuan yang mengalusi cabang pelajaran di dunia
nyata, dan itu membuat bagian kehidupan Selena di sekolah ini seseru kehidupan Harry di Hogwarts. Dosen-dosen yang mengampu setiap mata pelajaran, memiliki
keunikan tersendiri. Setidaknya ini menjadi warna yang menyenangkan dalam tiap
keseharian Selena. Begitu pula dengan persahabatannya dengan Mata dan Tazk,
kelebihan yang dimiliki tiap pribadi mereka, menjadikan ikatan kuat terbentuk
di antara mereka.
Lalu apa konflik
yang hadir di novel ini? Kiranya,
perihal hubungan Selena dengan tokoh Tamus yang membuatnya gadis itu teribat
dalam satu rencana besar, yang kelak akan memengaruhi masalah-masalah besar di
konstelasi dunia paralel-lah yang dapat disoroti. Novel ini memberi pengisahan,
awal mula dari segenap kejadian yang ada di seri sebelumnya, yang harus dihadapi
oleh trio petarung itu. Sebermula dari misi perkamen yang dicari Selena, kiat
menerjemahkannya, demi tercapainya misi pencarian Tamus mencari Buku Kehidupan, Selena tak sadar telah
masuk dalam rencana-rencana besar seseorang. Rencana ini, setidaknya dapat
dipahami, bermaksud menyambut satu era yang penting, ialah era yang dipimpin
para pemilik kekuatan.
Novel ini tidak
bisa tidak, menjadi bagian penting dari keseluruhan serinya. Tere Liye secara
baik, menambal sisi yang menjadi lubang sejak seri awal, Bumi, hadir kepada pembaca. Strategi yang dipakai pun cukup
brilian. Tere Liye menghadirkan tambalan itu lewat tokoh yang selama ini
dianggap hanya sebagai tokoh pembantu. Namun sebenarnya, tokoh Selena ini
menyimpan kunci penting dari permasalahan dunia paralel dan masa lalu tokoh
Raib.
Dan harus diakui,
novel ini mengesankan. Sebab kendati alurnya yang lambat, tiap-tiap bagiannya
mengisap untuk terus diikuti. Dan seperti yang dibilang tadi, satu kejutan
tersimpan di akhir cerita. Ini menjadi pemantik yang kuat untuk menumbuhkan
keinginan membaca seri selanjutnya, Nebula.
0 comments:
Post a Comment