Bersamanya, yang pernah singgah di hati. |
Padamu yang Pergi
Untukmu,
yang pernah menyulut bara renjana
di dada,
yang pernah mempercayai hati
untuk kujaga.
Untukmu,
yang pernah mengirim rindu untuk
kuderita,
yang pernah membelah waktu untuk
berdua.
Terima kasih.
Untuk kesempatan mencintai
dengan janji suci sampai mati.
Untuk saat saat bersama
ketika kita membagi duka, merangkai bahagia.
Untuk kiriman rindu yang menemaniku
saat sepi menjamu waktu.
Maaf,
untuk perhatianmu yang justru ku
anggap berlebihan
serta kasihmu yang sering
kuabaikan.
Maaf,
jika hatiku sering membuatmu cidera
sedang hatimu serasa kupenjara.
Maaf,
atas diriku yang tak sadar
telah menelantarkan cintamu yang
mengakar.
Dahulu, memanglah salahku.
Diammu kusangka kau telah bosan.
Jarak yang melebar kukira cintamu
yang pudar.
Aku tak mengerti.
Mengapa berpaling kulakukan
dengan mudah,
sementara dirimu menungguku
dengan tabah.
Mengapa cinta itu makin
kulepaskan,
sementara sekuat tenaga kau
mencoba ‘tuk bertahan.
Mengapa kubaru merasa bersalah,
setelah kau memutuskan untuk
menyerah.
Kau pergi menyisakan arah untuk
kugapai lagi.
Namun sayang, hatimu tak lagi
membuka diri.
Kini.
Sesalku menumpuk di dada karena cerita
kita berakhir nestapa.
Janji hingga akhir hayat tinggal
angan-angan yang tak terwujudkan.
Kisah manis kita tertinggal di
kepala berbingkai kenangan.
Dan rindu masih menjamah malam-malam
tanpa gegap-gempita.
Darimu kumasih belajar,
untuk mencintai sekaligus melepas
pergi.
Juli, 2018
0 comments:
Post a Comment